Halaman

Jumat, 04 Mei 2012

hidup dengan paksaan Ayah.

Sedih. Sangat sedih.  Aku iri. Aku ingin seperti mereka. Sebagian dari mereka hidup tanpa paksaan. Hidup dengan bebas memilih. Aku punya cita-cita yang ingin aku capai.
Benci. Sangat benci. Benci dengan ayah. Ayah yang selalu memaksaku. Memaksa dalam banyak hal. Menuruti kemauan dan pilihannya yang tidak aku minati. Dia tidak pernah memikirkan perasaan ku. Aku ingin jadi penyanyi. Tapi apa? Ayah selalu memaksaku menjadi seorang presenter. Aku ingin bisa bernyanyi dengan baik. Aku ingin bisa bermain alat musik, terutama gitar dan piano. Dan setiap kali aku meminta, memohon, untuk di-les kan alat musik, les vokal, ayah selalu mengacuhkanku, dia tak mau mendengarkanku. Katanya, itu belum menjamin masa depanku, itu tidak penting. Huh, menyebalkan. Dia juga memaksaku bersekolah di sekolah yang sama sekali aku nggak suka, aku sendiri kan juga punya pilihan sekolah yang aku suka. Dan memaksaku mengikuti ekstrakulikuler yang aku sangat amat tidak kuminati. And sometimes, dia juga melarangku untuk.... yah..yang sebenarnya itu adalah hal wajar yang dilakukan anak remaja.

Oh ayah, mengapa anda tak mau mendengarku? Mengapa anda selalu memaksaku? Mengapa anda tak membiarkan aku hidup dengan pilihanku sendiri? Mengapa anda tak mau memikirkan perasaanku dan keinginanku sedikit saja? Mengapa anda tidak membiarkan ku menggapai itu semua? Oh how it so hurt.

Itu tanda Ayah sayang? Untuk kebaikan masa depan? Oh are you sure, Dad? Itu malah mebuatku tak punya jalan hidup, tak punya tujuan, tak punya pilihan. Karna anda selalu memaksa, menekan, tapi tak memikirkan perasaanku. Apa itu akan berdampak baik bagiku? I’m so stressed, Dad!!!!!!

Sering kali aku menangis. Memendam. Berusaha bertahan sekuat mungkin menjalaninya, menjalani semua pilihanmu.

Oh Ayah, kenapa? Kenapa? Apa kau tak bisa merasakan apa yang ku rasakan, Ayah? Apa kau tak bisa mendengar jeritan tangisku? Jerit ketekananku akan paksaanmu? Lalu, apa yang ada dipikiranmu? Apa yang ada dihatimu? Apa yang sedang kau rasakan? Mengapa ayah tidak membiarkan aku untuk membuktikan bahwa aku bisa bernyanyi dan bermain alat musik dengan baik? Mengapa ayah tidak membiarkan aku untuk membahagiakan ayah dengan apa yang aku minati? Apa alasan ayah? Apa?!

Now, only music,  can make me calm. I love all genres music, especially pop, pop-rock. I like searching for the lyrics of the song and memorize it, interpret the meaning of the lyrics. And when I study, sometimes I listening music, so fun guys! And many more can't describe how much I love music!
Okay. I don’t know what should I do now. I just stay quiet. Don’t wanna tallk anymore, again. Kenapa? Sia-sia. Ya. Itu tak akan merubah kenyataan. Anda tetap acuh tak acuh. Dan sekarang aku hanya bisa menulis di sini.

Oh..GOD..I hope You give me the best.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar